Agustus 27, 2009

Hujan..

Ketika matahari bersinar cerah ,  
orang - orang sibuk dengan urusannya sendiri ,dengan hidupnya masing - masing 

Ketika langit mendung , orang - orang menjadi gelisah
resah akan turunnya hujan

Ketika hujan turun , orang - orang berkumpul meneduh , dan saling bercerita menunggu berhentinya hujan..

======================================================================

Anak laki - laki itu berdiri sendirian di sebuah halte di kota kecil . Mobil - mobil lalu lalang di jalan yang cukup besar di hadapannya . Langit mendung , dan angin bertiup sedikit kencang . Perlahan - lahan rintik hujan pun turun , membasahi semua yang tidak tertutup . Orang - orang yang berlalu lalang dengan berjalan kaki pun segera memenuhi halte dimana tempat anak laki - laki itu berdiri . Pada awalnya semua orang - orang itu saling berdiam diri . Namun setelah beberapa lama hujan turun , dan sepertinya tak ada kemungkinan akan berhenti dalam waktu 5 menit ke depan , seorang wanita asing yang terlihat kerepotan membawa belanjaannya bertanya ,

"Where are you going , boy ?"

Itu bukan sebuah pembuka cerpen fiksi karangan seseorang yang tak dikenal . Lebih dari itu , cerita itu adalah sebuah kisah nyata , dimana saya adalah tokoh si anak laki - laki berumur 16 tahun itu . Saya sedang duduk di sebuah halte dalam perjalanan ke tempat saya part-time ketika tiba - tiba hujan turun deras sekali ke atas bumi . Entah mengapa adegan itu muncul dalam benak saya . Ketika hampir 4 tahun lalu , untuk pertama kalinya saya mengajar 2 orang kaka beradik yang jaraknya 30km dari rumah saya ! Dan hari ini , di hari yang sama saya diterima untuk bekerja part-time , Hujan deras turun , membuat saya menghentikan perjalanan saya , juga membuat saya untuk menoleh ke belakang ke kehidupan saya . Akan hal - hal apa saja yang telah terjadi dalam hidup saya beberapa tahun belakangan ini . 

Saya seorang remaja dengan emosi (amaaat) labil , mempunyai mimpi (amaaaaat) tinggi , dan masa depan (yang kelihatannyaakan) sangat cemerlang . Bayangkan saja , dari 10 orang teman - teman SD saya yang mendaftar masuk ke sekolah terbaik di Provinsi tempat saya tinggal (saya sendiri tidak tahu kalau itu sekolah terbaik??) , hanya saya dan seorang teman yang diterima . Padahal semua orang tua dari anak - anak yang mendaftar di sekolah itu setidaknya sudah menyiapkan dana untuk keperluan admisnistrasi di SMP (terbaik) itu , sementara orangtua saya hanya bisa bertengkar ketika Suster meminta kami membayar Rp. 5,000,000 sebagai uang pangkal (kalau tidak salah sebesar itu) . Papa menyalahkan Mama karena tidak memikirkan matang - matang , sementara Mama hanya bisa mencari pinjaman . 

Ibunda seorang sahabat saya terus memotivasi Mama saya agar saya bisa masuk ke sekolah itu . Bahwa itu bukan sekolah anak - anak biasa , bahwa saya memang layak bersekolah disitu , bahwa kita harus memperjuangkan apa yang kita anggap benar . Dan syukurlah , 3 tahun kemudian saya lulus dengan titel "Lulusan Salah Satu SMPTerbaik di Negri Indonesia" . Pengalaman bersekolah di "Salah Satu SMP Terbaik di negri Indonesia" ini merubah pola pikir saya amat sangat . Entah kenapa mata pengetahuan saya terbuka lebar , mata hati saya melihat sesuatu yang jauh lebih penting dari apa yang seharusnya dilihat anak seusia saya , dan tiba - tiba saja , saya menjadi seorang berpendidikan dari keluarga miskin dan gagal . 

Pencapaian saya kemudian ialah saya berhasil masuk ke "Salah Satu SMA Negri Terbaik di Negri Ini", tidak tanggung - tanggung , saya masuk ke "Kelas Anak - Anak Terbaik" !!!!

Dan disinilah semuanya bermulai . Ketika prinsip - prinsip kehidupan yang ditanamkan dalam hati saya berbenturan dengan prinsip di sekolah baru ini , saya pun bersikap offensive . Idealisme seorang anak bermur 15 tahun dengan segala kepolosannya melawan kenyataan dunia yang kejam . Dan dari sinilah hidup saya berubah . Tidak hanya berubah secara perlahan , namun secara cepat ! 

Dari smp terbaik , dari kelas terbaik di sma terbaik , saya pun harus bersekolah di sekolah dimana setiap hari ada pertunjukkan adu otot . Kemudian harus berpindah lagi ke sebuah sekolah kecil di kota kecil yang letaknya puluhan kilo dari rumah saya . Ditinggal mati Ibu yang menyimpan sendiri penderitaannya digerogoti Kanker Payudara stadium 4 . 

Bagaimana hidup itu amat tidak pasti dan tidak bisa ditebak !

Dari seorang anak manja , sampai harus memperjuangkan hidupnya sendirian ! Tentu saya masih memiliki keluarga , namun tanpa seorang Ibu , sebuah keluarga tidak lagi bisa disebut keluarga . Hal - hal yang selama ini saya naggap sepele bahkan tidak pernah saya perhatikan , kini menjadi begitu rumit . 

Saya sudah lulus SMA sekarang . Tidak ada seorangpun yang tahu bagaimana beratnya saya melalui masa - masa SMA ini . Banyak yang bilang SMA adalah masa - masa terindah , penuh dengan kisah cinta dan persahabatan . Namun apa yang saya alami : lebih dari semua itu . Pengalaman hidup yang tidak dimiliki oleh semua orang . Entah harus berbangga atau harus bersedih . 

Selalu tidak seperti perkiraan saya , hujan tidak berhenti pada waktu yang saya perikirakan , padahal saya sudah telat lebih dari setengah jam !! dan padahalnya lagi , ini hari pertama saya magang ! 

Saya masih ingat bagaimana perasaan anak laki - laki berumur 16 tahun itu menunggu hujan berhenti :

"Where are you going , Boy ?" tanya seorang wanita asing itu .

"I'm going home, Ma'am."

Ia mau pulang..

1 komentar:

  1. heihei, sedang googling dan nemu gambar yang paling atas. tak keberatan kan kalo saya copas?

    salam kenal. love!

    BalasHapus