Agustus 09, 2009

The Chef

Biasanya saya bangun pukul 5.30 pagi di hari minggu . Mandi , bersiap kemudian pergi ke gereja jam 7.00 . Tapi hari minggu kali ini tidak seperti hari biasanya . Sekarang jam 10 pagi , dan saya baru bangun dengan kelaparan. Papa dan nenek adalah 2 orang yang selalu ada di rumah di hari minggu ketika saya dan Brenda pergi ke gereja . Itulah mengapa Papa sering mengeluh kalau hari minggu ia kesepian . Tapi tidak hari minggu kali ini . Saya di rumah , dan kelaparan.

Nenek masih terbaring di kamarnya , sakit . Sementara papa menjaga toko . Tv di ruang keluarga tidak menyala , awan mendung menutupi sinar matahari pagi sesekali , membuat rasa sepi di hati saya bertambah dalam . Masih dengan mata ngantuk dan kepala agak pusing karena baru bangun tidur , saya mencari - cari makanan . Di meja makan , kosong . Di dapur , kosong . Hingga akhirnya Papa menyadari saya sudah bangun dan menanyakan saya , "mau makan sardine?"

Apapun..

Ia kemudian membeli bahan - bahannya , dan meminta nenek memasakkannya untuk saya . Saya sedikit bisa merasakan betapa sulitnya menjadi seorang single parent : harus menjadi ayah dan ibu di saat yang bersamaan . Nenek saya langusng meracik bahan - bahan itu di dapur . Awalnya saya hanya duduk kelaparan menunggu Sardine itu matang , namun ketika mendengar nenek saya batuk berkali - kali , saya langsung bangkit dari tempat saya duduk , dan mengambil alih semua pekerjaan nenek saya itu . 

"biar saya yang mengerjakannya . nenek beritahu caranya ." 

I am the Chef..

Menyenangkan rasanya bisa menikmati masakan yang kita buat sendiri . Menumis bumbu - bumbu yang telah diiris - iris , mengira - ngira garam yang harus dimasukkan , mendapatkan pengetahuan baru : memasak Sardine ternyata membutuhkan kecap manis ! Saya melakukan semuanya sendiri , dengan nasihat - nasihat nenek . Tak pernah terbayangkan dalam benak saya , saya memasak sebuah masakan untuk disantap seluruh anggota keluarga . Saya berharap ada orang lain yang bisa memasak untuk saya (setidaknya memasak adalah tugas seorang perempuan.) , seandainya Brenda sedikit lebih besar - tapi Ia baru berumur 11 tahun , seandainya nenek sedikit lebih muda - tapi ia sudah berumur 83 , seandainya cici belum menikah - tapi 2 bulan lagi ia akan melahirkan , seandainya , seandainya..

Terlalu banyak seandainya . jadi lebih baik saya mengerjakannya sendirian . Meskipun rasanya kurang mantap , namun cukup enak bagi seorang pemula seperti saya . Lagipula ini masakan pertama saya (selain mie instant dan nasi goreng) . 

Mungkin ini latihan dasar kemampuan bertahan hidup untuk di Perancis . Saya tak tahu . Namun masih ada 1 'seandainya' dalam benak saya : Seandainya mama masih hidup , dan memasakkan makanan apapun , apapun , untuk saya , saya mau mengucapkan terima kasih karena sudah mencurahkan hidupnya hanya untuk keluarganya . Meski  banyak wanita - wanita lain yang lebih mementingkan karirnya , dirinya sendiri , namun Ia memilih untuk mengabdikan dirinya untuk keluarganya , sesuatu yang wanita lain tak akan pernah rasakan keindahannya . 

Juga untuk wanita - wanita lainnya yang memilih untuk mengabdikan dirinya untuk keluarganya , makanan di restoran termahal sedunia sekalipun , tak akan bisa mengalahkan masakan yang kalian sajikan untuk keluarga kalian ! 

Bon Appetite!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar