Juli 07, 2010

hidup tak akan kemana, kawan..







jadi saya bertemu seorang kenalan yang sudah cukup lama tidak berjumpa . saya tak mengira kalau itu "dia" karena dirinya sudah jauh berbeda dari yang saya kenal 10 tahun lalu .
Ia sudah bekerja di sebuah toko elektronik sebagai seorang teknisi . dalam hati saya "whoaw" , dan yang lebih mengagetkan lagi , ia sudah menikah dan mempunyai seorang anak . "WHOAAW" . umur kami terpaut 1 tahun , ia lebih tua dari saya . kami memutuskan untuk duduk mengobrol dan bertukar kabar . seiring perbincangan berjalan , saya menyadari satu hal : umur kami terpaut 1 tahun , tapi pola pikir kami terpaut puluhan tahun .



===================================


dulu , saya sering terbangun di malam - malam yang gelap , di kamar saya yang gelap dan hanya terdengar deru hexos-fan , saya meraba dalam gelap sambil bertanya dalam hati : siapa saya . umur saya baru 8 atau 9 tahun . 10 tahun lebih sudah berlalu dari waktu itu , namun di antara teman - teman yang tertawa terbahak - bahak , saya masih sering bertanya - tanya : siapa saya .

siapa saya ?

orang yang melalui sebagian hidupnya bersama saya pasti tahu kalau saya sudah banyak berubah . terkadang ketika saya berkumpul dengan teman - teman masa kecil , dan mereka menceritakan sesuatu tentang diri saya , saya sering berkata "oh ya ? masa ? saya berbuat itu ?" , pertanyaan - pertanyaan seperti itu yang membuat mereka tertawa dan menyinggung , "jangan bilang kamu lupa !"
sejujurnya saya memang tidak mengingatnya . beberapa memang cukup pahit untuk diingat , namun ketika pengalaman indah yang tidak mampu saya ingat , saya mulai berpikir , ada yang salah dengan diri saya ?

semuanya menjadi semakin rumit ketika saya harus menentukan pilihan studi di universitas . pertama - tama saya memilih ilmu politik , namun kemudian saya ingat , seni sudah menjadi bagian hidup saya , jadi saya berganti untuk mengambil seni di bidang perfilman , kemudian saya sadar menjadi seorang seniman berarti tidak menugtamakan uang , sementara saya selalu bercita - cita untuk menjadi orang kaya raya , jadi saya merubahnya ke management , dan begitu terus . selalu ada alasan di balik pilihan yang saya ambil , selalu ada kejelekan di setiapnya .



perbincangan saya dengan kerabat lama yang sudah lama tidak bertemu itu menambah ketidak puasaan diri saya akan hidup yang saya jalani . tanpa mengurangi rasa hormat saya pada dirinya , ia bukan orang yang cemerlang dalam bidang pendidikan . di sekolah dulu nilai - nilainya tidak terlalu baik , orangnya pun sedikit pemalu dan pembawaannya sederhana . namun entah mengapa waktu ia menceritakan kisah hidupnya , yang juga sederhana , saya merasa ia mempunya semua yang saya butuhkan , dan sayalah yang kekurangan banyak hal .
ketika saya bercerita bahwa saya akan berangkat ke Perancis untuk melanjutkan kuliah , ia sedikit terkejut , dan ia menyampaikan rasa kekagumannya akan diri saya , entah mengapa disaat yang bersamaan saya merasa ia berbohong . saya tahu ia tulus , yang membuat saya merasa ia berbohong adalah perasaan rendah diri saya di hadapan dirinya yang mampu menikmati hidup , apapun keadaanya .

tak ada lagi rasa kasihan di dalam diri saya terhadap dirinya . gaji seorang teknisi muda untuk menghidupi istri dan seorang anak ? wow, saya sama sekali tak bisa membayangkan diri saya di tempatnya . bertanggung jawab untuk diri sendiri saja masih tidak becus , begitu kata papa saya , apa lagi harus menanggung jawab seorang istri dan seorang anak !!!

ketika berkali - kali saya berkata " bagaimana bisa " , akhirnya ia berkata satu hal pada saya , "jangan membuat hidup rumit . " . rumit adalah diri saya . dan bagaimana mungkin saya hidup tanpa kerumitan ?
sewaktu kecil ketika mama saya memakaikan kaus berwarna hijau dan celan berwarna biru , saya selalu menolak memakainya . "tidak cocok!!"
"apanya yang tidak cocok?" mama saya menjawab kesal .
"warnanya!"
"tapi kan kamu masih kecil , kamu lucu memakai ini."
"saya tidak mau terlihat lucu!"
di lain waktu saya mengeluh tentang baju yang bagian merk di lehernya membuat saya gatal - gatal .
"saya tidak mau memakai baju itu!"
"kenapa ?"
"baju jelek !"
"itu baju mahal ."
"pokoknya saya tidak mau!"
atau gelas yang harus disediakan khusus untuk saya minum ,
atau parfum kakak saya yang harus diganti karena baunya membuat saya sesak nafas ,
atau menu makanan yang harus disesuaikan karena lambung saya yang rentan...!!!!
atau sekolah yang harus diganti karena saya tidak menyukainya (omong - omong saya berpindah sekolah 3x ) ..!!!!!!



saya tersenyum menyadari banyak hal tentang diri saya dulu yang baru saya sadari sekarang . meski sekarang saya tidak serumit itu , namun saya menyadari bahwa kerumitan itu jugalah yang membuat diri saya menjadi seperti ini . kerumitan - kerumitan itu membuat saya menyadari bahwa sesungguhnya untuk menikmati hidup ini kita perlu berhenti barang sejenak di pinggir jalan hidup , menikmati lalu lalang waktu yang tak bisa dibendung , atau sesekali menengok ke belakang untuk memetik pelajaran darinya .






"ver, jalannya bisa lebih pelan ? aku kan cewek." , "kenapa selalu terburu - buru ? kenapa selalu datang telat ?" , "bisa diam tidak ?!" kalimat - kalimat itu membuat saya sadar bahwa saya selalu terburu - buru menjalani hidup . saya kehilangan banyak esensi kehidupan , saya melewatinya begitu saja !



kalau kau terjebak macet , nikmatilah kemacetan itu . nikmatilah itu sama seperti kau sedang menikmati deburan ombak di pinggir pantai .
ketika kau harus menunggu namamu dipanggil selama berjam - jam , nikmatilah itu , sama ketika kau menikmati waktu - waktumu bersama pacar yang kau kasihi .
nimatilah ketika kau harus sendirian dan tidak memiliki seorangpun untuk berbagi ,
nikmati semua hal itu.. dunia tidak akan kemana - mana , kawan .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar