Juni 02, 2009

Je suis a la maison encore

Bayangkan dirimu dalam sebuah mobil , sedang dalam perjalanan pulang dari suatu tempat yang tak kau sukai . Berada amat amat jauh dari rumah mu. Tempat itu telah memisahkanmu dari keluargamu , dari hidupmu yang telah ia renggut . Dan setelah lama engkau tinggal di tempat itu , bersabar cukup lama untuk bisa kembali , dan melalui banyak hal yang tak kau mengerti , yang telah mengubah dirimu untuk selama - lamanya , akhirnya , setelah belokan di ujung jalan , kau tiba di rumah...

Rasa - rasanya apa yang saya alami bukan sesuatu yang sering terjadi di dunia : Pindah sekolah 4x dalam waktu 2 tahun . Seperti bola pingpong yang di oper ke sana kemari , saya pindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya . Mencoba beradaptasi , berafiliasi dan akhirnya mengucapkan selamat tinggal , lagi dan lagi . Beradaptasi bukan kata yang asing lagi di telinga saya . Bukan lagi hal yang menakutkan , seperti yang dikira seorang anak SMP yang baru masuk ke SMA yang ketakutan menghadapi Orientasi . Adaptasi adalah nafas saya .Beberapa meninggalkan kesan yang mendalam di hati saya , namun tak sedikit yang terlupakan begitu saja . 

Banyak yang bertanya , kenapa? 

Kenapa ada anak seperti saya , yang tidak mau mengerti keadaan orang tua . Yang begitu egoisnya hingga semua kemauannya harus dituruti ,bahkan hingga ke hal penting seperti sekolah . Kenapa ? Saya pun tak tahu . Waktu itu saya hanya merasa saya seorang anak dengan potensi yang besar untuk dikembangkan , namun memiliki orang tua yang tak mampu membiayai saya bersekolah di tempat yang layak . Beberapa kerabat dan kenalan menganggap saya tak tahu diri dan sombong . Yeah Yeah yeah, anak mereka yang  tolol mereka sekolahkan di sekolah mahal , di luar negri , dan dengan enaknya mereka mengatakan saya anak tak tahu diri! Biarlah kamu tetap miskin , kami tak perduli apa kamu pintar atau bodoh , yang kami perdulikan , kami tetap kaya dan kamu dan orang tuamu tetap miskin, itulah persepsi saya waktu itu terhadap mereka . Meskipun tidak semuanya benar , namun nyatanya itulah yang terjadi .

Saya tak akan menyerah terhadap mereka yang ingin membuat saya tetap diperbudak oleh keadaan keluarga yang miskin ini . Yang membelenggu kami , yang membuat saya tidak mendapatkan yang seharusnya saya dapatkan ! 

Namun apa yang membuat saya pada akhirnya berubah dan tersadar bahwa hakikat saya sebagai seorang anak ialah berbakti pada orang tua , dan menerima keadaan kedua orang tua saya apa adanya . Apa yang membuat saya mampu menerima kenyataan yang amat pahit ini ? Dan jawabannya adalah Mama .

Masihkah saya mempertahankan ego saya untuk bersekolah di sekolah mahal sementara orang yang paling saya sayangi  , terbaring kesakitan , berteriak menahan sakit , tak berdaya ? Masihkah saya memiliki harga diri sewaktu orang yang berjuang mati - matian untuk hidup saya sekarat dan diambang kematian sementara saya tidak mampu melakukan apa - apa ? Masihkah saya mempunyai harga diri ? Saya hanya berteriak kepada Papa 'bawa ia ke rumah sakit ! bawa ia ke rumah sakit !!' meskipun saya tahu kami semua tak mempunyai uang , bahkan untuk membawanya ke rumah sakit . 

Tuhan sedang membungkam mulut saya waktu itu . Ia memegangi saya , dan mengarahkan kepala saya untuk melihat kenyataan yang sebenarnya . Tanpa bisa menolehkan kepala saya ke kanan atau ke kiri sedikitpun ! Ia memaksa saya ! Ia membuat saya tak berdaya . Membuat kepintaran saya TAK ADA gunanya sama sekali , hanya bangkai yang harus dibuang saja ! Ia membuat sekolah - sekolah mahal tak berharga lagi di mata saya ! Ia membuat semuanya tak penting lagi , kecuali menghargai , menghormati , dan mencintai keluarga !

Yeah , sahabat . Kau tak perlu mengalami apa yang aku alami . PesanNya amat jelas  , harta , kekayaan , kecerdasaan , tak ada harganya jika dibandingkan kehangatan keluarga . dibandingkan suara lembutnya ketika membangunkan mu di pagi hari , harum masakannya ketika kau pulang di sore hari , dan manis kecupannya ketika mengucapkan selamat malam di malam hari ..

Je suis a la maison encore - I'm home again

Tidak ada komentar:

Posting Komentar