Maret 20, 2009

Hari - Hari Terakhir Bersama Temen - teman Sekelas (yang hanya 7 orang itu..) -bagian 2-

Saya masih ingat waktu pertama kali datang ke sekolah ini . 3x berpindah sekolah , dari sekolah yang satu , ke sekolah lainnya , membuat saya merasa tidak tenang . Membuat perspektif saya akan sekolah berubah untuk selama - lamanya . Akankah saya bertahan disini sampai akhir? Atau akankah saya akan berpindah lagi ? 

Tidak seperti anak - anak normal lainnya , saya tidak memikirkan pertanyaan - pertanyaan normal seperti 'bagaimana teman - teman disana ?' atau 'Bagaimana guru - gurunya?' . Saya sudah hafal bagaimana caranya beradaptasi . Sudah terlalu sering menjadi 'orang baru' di sekolah . Dalam benak saya , sekolah adalah tempat dimana saya bisa menenangkan diri saya dari hiruk pikuk dunia saya yang hancur berantakan . 

Saya sedikit sombong waktu melihat anak - anak di kelas itu . 'Hmm, hanya anak - anak manja.' pikir saya dalam hati . Dan emang prediksi saya benar . Teman - teman sekelas saya ialah kumpulan anak kaya raya yang manja (Maaf ya teman- teman.. ^^). Namun saya terlalu naif dalam memandang mereka . Saya lupa bahwa setiap pribadi ialah insan Ilahi yang mampu memberikan kita pelajaran hidup dengan caranya sendiri - sendiri . 

Hidup saya memang berantakan waktu itu . Saya mengalami depresi stadium 4 . Dunia saya jungkir balik , dan semuanya terasa kacau balau . Seorang remaja berumur 18 tahun yang ditinggal mati Ibunya , dengan Ayah buta karena katarak , dan harus membiayai kehidupannya sendiri . Mungkin anda bertanya 'dimana yang lainnya ?' . Ya , saya memang bukan berasal dari keluarga kaya raya , yang ditinggal mati dengan harta tak ada habisnya . Saya baru menyadari kenyataan ini ketika saya benar - benar menghadapinya sendiri , saya adalah seorang anak dari keluarga miskin . Berat menerima kenyataan pahit ini . Tetapi kehidupan saya yang dahulu membuat saya menghindari kenyataan ini , dan semuanya memang menjadi berantakan . Semua kemauan saya harus dituruti , iya atau saya akan membencimu , mama ! Hanya itu pilihannya untuk orang tua saya , turuti kemauan saya , atau turuti kemauan saya !! 

Pada akhirnya , Hiduplah yang membawa kita pada takdir . Saya mengutip perkataan Konfusius yang bijaksana itu , ADa 3 cara untuk mendapat kebijaksanaan : yang pertama dan yang paling mudah ialah dengan introspeksi diri , yang kedua dengan mencontoh orang lain , dan yang ketiga yang paling pahit , ialah dengan belajar dari pengalaman . Sebelumnya , saya tidak pernah mengintrospeksi diri saya , saya juga tidak belajar dari orang lain , maka hidup membawa saya pada pilihan terakhir , yaitu , saya harus belajar dari pengalaman . Dan disinilah saya sekarang . 

Bulan depan kami akan menghadapi Ujian Akhir . Inilah waktu yang telah saya tunggu bertahun - tahun lalu . Garis AKhir dimana saya membuktikan diri saya kepada dunia bahwa saya telah berubah . Dan saya memang telah berubah . Saya belajar banyak hal dari teman sekelas saya . Saya banyak belajar dari kalian semua . 

Dari Gey, saya belajar untuk menikmati hidup dengan santai . Dari K.C. saya belajar untuk kompeten , dari Yovila saya belajar untuk memahami diri sendiri , dari Gloria saya belajar untuk bersabar , dari Fani saya belajar untuk dewasa , dan dari Laura saya melihat diri saya yang kehilangan seorang yang amat saya cintai. Setiap orang telah merubah saya dengan caranya masing - masing , tanpa saya sadari , mapaun mereka sadari . 

Saya merasa bersyukur , setidaknya pernah mengenal setiap dari mereka . Diri saya tak pernah sama dari sebelumnya . Dan untuk selama - lamanya , saat - saat dimana kita tertawa di kelas , melihat Gey menggoda Fani , atau meledek Yofilla , adalah saat - saat yang akan saya kenang...

Terima Kasih.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar