Februari 21, 2009

Making Movie : A Journey to Self-Proven

Sekarang pukul 22.00 lebih lima belas menit , dan di luar hujan deras mengguyur kota ini
Hari ini hari Jumat , hari yang paling saya suka, dan hujan menambah kesukaan saya pada hari ini...




Saya sedang memandang keluar lewat jendela , menikmati rintik - rintik air hujan yang turun dari langit , saat saya teringat akan suatu hal.
Beberapa minggu yang lalu , saya membuat sebuah video klip bersama beberapa sahabat saya . Dengan alasan 'menyambut hari penuh cinta , Valentine' , kami membuat viddeo ini penuh cinta.

Masih teringat dengan jelas dalam ingatan saya ketika saya membicarakan ide dalam kepala saya kepada sahabat saya Valdi , mahasiswa jurusan perfilman di salah satu Insititut Seni di Jakarta . Saya mengenal Valdi semenjak kami duduk di SMP dahulu , dan kami masih menjaga kontak sampai sekarang .
Dengan semangat dan menggebu - gebu , saya menceritakan detail video clip ini kepada Valdi . Bagaimana setiap scene akan dibuat , bagaimana wajah - wajah modelnya , dan detail - detail lainnya . Valdi mendengarkan saya dengan seksama .
Saat itulah saya tahu , bahwa saya didengarkan .


Ide adalah suatu yang abstract , yang hanya ada dalam kepala setiap manusia , dan tak terlihat orang lain , sebelum ia di 'nyatakan' ! Dan inilah diri saya . Saya terjebak dalam ide - ide abstract yang menyiksa . Saya bisa menangis , tertawa dan menjadi melankolis saat saya menikmati ide saya sendirian . Namun bukan hal mudah membuat orang lain merasakan apa yang saya rasakan .
Dan melihat Valdi mendengarkan setiap ide saya dengan seksama , membuat saya tahu bahwa dialah orangnya . Orang yang mampu membantu saya mewujudkan ide saya . Me-'nyata'-kan ide saya..
Dan seperti kisah seorang pemimpi yang hendak meraih mimpinya , impian saya kali ini pun menemukan jalannya sendiri. . .

Saya dipertemukan dengan Jeihan dan Rendy oleh Valdi dalam suatu kesempatan dimana kami mengadakan preparing actions sebelum kami memulai syuting . 10 menit setelah kami bertemu , saya pun jatuh hati kepada 2 orang yang akan bersama saya dan Valdi menyatakan mimpi ini .
Bagaimana saya bisa tahu kalau mereka orangnya? saya sendiri tidak tahu.
Dan waktu lah yang membuktikannya .

Menyatakan sebuah mimpi taklah semudah yang saya kira . Saya terkejut dengan begitu banyak kendala , masalah dan kerikil yang harus kami lewati . Kami berganti model hingga 3x hingga akhirnya menemukan model yang juga pada akhirnya harus mundur saat proses produksi berjalan 85% .
saya heran mengapa saya mengira bahwa ini akan menjadi mudah ?!
Uang yang dikeluarkan tidak sedikit, dan penyelesainnya menuntut waktu dan kerja keras .
Saya harus menginap di rumah Valdi selama beberapa hari , tertidur pukul 01.00 dan harus bangun pukul 06.00 karena harus bersekolah . 2 minggu selama proses pembuatan video klip , waktu dan usaha kami benar - benar diperas .
Seringkali saya merasa sungkan dengan Rendy dan Jeihan , yang memang dengan senang hati dan dedikasi tinggi membantu saya dan Valdi . Namun berkali - kali mereka meyakinkan saya untuk terus berusaha . untuk terus berjuang mewujudkan mimpi ini .
Bagaimana mungkin orang yang baru saya kenal 2 minggu ini mampu berbuat sebesar ini untuk saya ?
Sekali lagi , saya sendiri tidak tahu...




Yang ada dalam pikiran saya waktu pertama kali membuat video klip ini ialah , pasti sangat menyenangkan . merealisasikan apa yang ada dalam kepala kita , agar orang - orang bisa melihatnya ? Whoah..

Saya terobsesi untuk membuat film semenjak saya mengenal film itu sendiri . Terkagum bagaimana film bisa mengaduk aduk emosi saya , menginspirasi saya , merubah jalan pikiran saya . Dan sekarang saya ada disana untuk membuat semua hal ini.. 

ADa sedikit ketakutan dalam hati saya . Akankah ini berhasil ? Akankah orang yang melihat video ini akan tersentuh ? Bagaimana hasilnya ? Dan pertanyaan - pertanyaan lainnya yang tidak terpikirkan sebelumnya . Pertanyaan yang datang saat saya melangkah lebih jauh..

"Saya ingin semuanya berjalan dengan sempurna !" kata saya kepada seluruh anggota tim dalam sebuah rapat . 

Saya tahu mereka pikir saya gila . Tak ada yang sempurna ! Dan memang !

Namun saya menginginkan setiap detail dalam kepala saya terwujud . Dan saya mulai meragukan kemampuan teman - teman setim . APakah sang photografer bisa mengambil angle yang saya inginkan , lalu bagaimana dengan modelnya ? APakah editannya akan sebaik yang saya kehendaki . Saya frustasi dibuatnya . Belum lagi tuntutan waktu yang semakin dekat dan perasaan sungkan saya terhadap anggota tim lainnya yang tidak dibayar..


Tak ada seorangpun yang mengeluhkan perfeksionisitas yang saya paksakan pada mereka . Hingga pada akhirnya saya sadar , bahwa kepercayaan adalah yang terpenting dalam sebuah kerja tim . Kepercayaan akan kemampuan setiap individu mampu melakukan tugasnya dengan baik . Dan tiba - tiba , pemikiran ini membawa kesadaran saya pada tingkat yang lebih tinggi , betapa bersyukurnya saya bisa bekerja bersama orang - orang yang mau mempercayai saya , meskipun saya tidak mempercayai mereka ! 

Dan dimensi berpikir saya pun berubah . Kami siap bekerja dengan cakrawala pemikiran yang baru . Bahwa kami semua akan berhasil . Kami mengatakan kata - kata yang membangun , bukan menjatuhkan . Dan pelajaran berikutnya yang tanpa saya sadari ialah , kami saling mendukung . 



Dan begitulah proses pembuatan video ini berlanjut . Selangkah demi selangkah . Pelajaran demi pelajaran , rintangan demi rintangan kami lalui bersama - sama . AKhirnya kami bekerja dengan model wanita yang baru . Tara Carenna adalah model wanita ketiga kami yang bersedia menjadi model video clip ini . Juga tanpa dibayar , Tara melakukan pekerjaannya dengan sempurna . 

Saya masih merasa bersalah pada Tara karena suatu hal . Waktu itu kami hendak melakukan pengambilan gambar di stasiun , dan disana ada banyak abang - abang yang memandangi Tara dengan pandangan tak pantas . Saya tahu Tara sangat amat tidak nyaman dengan kondisi ini , dan saya tetap memaksanya untuk terus melangkah . 

Sampai saat ini ,  saya masih merasa bersalah ketika saya melihat adegan di stasiun itu..


Meskipun saya tak mampu membayar perasaan bersalah saya pada Tara , saya berharap Tara mampu memaafkan saya setelah ia melihat video buatan kami semua ini . Hahaha...

Dari semua hal , ada satu hal yang memberikan pelajaran terpenting bagi saya . 

Saya pernah menjadi anak kecil innocent yang menghadapi hari - hari dengan tawa bahagia bersama shabat - sahabat saya . Menyambut fajar dengan semangat dan melalui hari dengan ceria . Tanpa beban dan tanpa dosa..

Saya tak menyangkal bahwa saya telah banyak berubah dari saya yang sebelumnya, Banyak hal tak mengenakkan terjadi dalam hidup saya , dan syukurlah semuanya membawa perubahan bagi kehidupan saya . Ada banyak hal - hal yang hilang dalam kehidupan saya . Atau saya singkirkan dari hidup saya jauh - jauh .. Dan hal itu ialah persahabatan dan pentingnya rasa percaya kepada orang lain . 

Berkali - kali saya dikecewakan teman yang mengaku seorang sahabat . Berkali - kali disisihkan orang - orang yang mengaku sahabat , berkali - kali saya harus berjuang sendirian saat melalui badai kehidupan , tanpa orang disamping saya mengatakan 'ini akan baik - baik saja' , membuat saya membuang hal - hal berbau persahabatan dan mempercayai orang lain jauh - jauh..

Tapi setelah video klip ini selesai , rasa - rasanya saya terlalu Naive jika menganggap semua orang sama...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar